TEORI DETEKSI SINYAL
Teori alternatif dinamakan teori
deteksi sinyal. Teori menganggap bahwa selalu terdapat aktifitas acak atau
bising di dalam sistem sensorik. Dengan demikian tidak ada yang dinamakan
stimulan nol (zero stimulus).
Seseorang dalam penelitian deteksi selalu berada dalam posisi memutuskan
apakah aktifitas sensorik yang dalami lebih mungkin disebabkan oleh sinyal
ketimbang bising acak di dalam sistem sensoriknya. Jadi tugas untuk mendeteksi
stimulus yang lemah memerlukan proses pengambilan keputusan, ketimbang
semata-mata melaporkan apakah barier sensorik telah dilalui atau tidak.
Dua faktor mempengaruhi pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Pertama
adalah sensivitas subjek terhadap stimulus –bagaimana baiknya ia dapat
mendengar nada yang lemah atau melihat cahaya yang redup.
Faktor lain adalah kriteria subjek, kapan ia mau menjawab “ya”. Kepekaan
subjek diduga dipengaruhi oleh intensitas stimulus. Sedangkan kriterianya
dipengaruhi oleh harapan dan motivasi. Jelasnya kriteria subjek akan menjadi
lebih rendah jika suatu stimulus diharapkan ketimbang jika tidak diharapkan.