Program Kesejahteraan Kurangi Absensi Karyawan

Software Psikotes - Absensi karyawan karena sakit bukanlah persoalan sepele bagi sebuah organisasi. Oleh karenanya, dewasa ini makin banyak perusahaan yang memberikan program-program kesejahteraan kepada karyawan untuk mengurangi angka ketidakhadiran di tempat kerja.
Menurut survei yang dilakukan oleh Chatered Institute of Personnel and Develompment (CIPD), proporsi organisasi yang kini memperhatikan kesejahteraan karyawan sebagai sarana untuk mengatasi absensi sakit, meningkat dalam satu tahun terakhir.
Survei tahunan mengenai manajemen absensi tersebut melibatkan lebih dari 800 organisasi, dan menemukan bahwa 42% organisasi telah mengimplementasikan strategi kesejahteraan karyawan. Angka tersebut merupakan lonjakan tajam dari tahun sebelumnya yang hanya 26%.
Strategi tersebut dipicu oleh makin tingginya tingkat absensi rata-rata per tahun, yang naik hingga 8,4 hari per karyawan per tahun dari 8 hari pada tahun sebelumnya.
Temuan survei juga mengindikasikan bahwa 60% organisasi pada sektor publik kini telah memiliki strategi kesejahteraan, berbanding dengan 42% tahun lalu. Demikian pula pada sektor swasta, terjadi peningkatan dari 22% tahun lalu ke 37% tahun ini.
Secara rata-rata, organisasi membelanjakan 5,4% dari anggaran pembayaran untuk benefit yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan. Dan, 42% organisasi memperlihatkan bahwa kebijakan tersebut akan terus ditingkatkan pada 2008.
Konsultan bidang hubungan karyawan pada CIPD Ben Willmott mengatakan, “Laporan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kaum pengusaha semakin menyadari keuntungan yang didapat dari menyejahterakan karyawan.”
“Ini menjadi semakin jelas bahwa organisasi-organisasi mulai mengelola kesehatan (karyawan) dan bukannya mengelola sakit, dan semua itu bukan semata-mata strategi kesejahteraan melainkan bagian integral dari program kesejahteraan secara keseluruhan.”
Inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan mencakup layanan konseling, program-program asistensi karyawan dan dukungan ‘berhenti merokok’.
Sumber : Portal HR

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar