Studi: Tanpa Pembatasan Cuti Sakit dan Libur, Produktivitas Karyawan Naik

Software Psikotes - Sebagian perusahaan di AS mengadopsi kebijakan yang tidak membatasi jumlah hari cuti libur dan sakit untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mereka senang dengan hasilnya yang positif, demikian ungkap pakar.
Para pekerja di AS bekerja lebih lama daripada sebagian besar bangsa lain dan mengambil jatah cuti liburan yang paling sedikit. Terbukti lebih dari 500 juta hari khusus cuti libur tidak diambil oleh para karyawan.
Sebuah studi Expedia yang menggunakan data dari OECD (Organisasi Pengembangan dan Kerjasama Ekonomi) meneliti kebiasan kerja dan kehidupan pekerja id 24 negara dan menemukan bahwa kebiasan kerja di AS menyerupai bangsa-bangsa Asia, yaitu para pekerja menghabiskan lebih dari 48 jam seminggu, demikian seperti dilansir dari CNBC.
Studi itu menemukan 76% pemberi kerja di AS mendukung rencana liburan karyawan mereka tetapi pegawai malah cuma menggunakan 10 sampai 14 hari libur dalam setahun. Satu dari 14 pegawai malah tidak mengambil cuti libur sama sekali.
Masyarakat Manajemen SDM menemukan bahwa hanya 1% perusahaan di AS yang menawarkan waktu cuti libur yang masih dibayar tetapi perusahaan-perusahaan itu sudah mengadopsi kebijakan yang langka. Di antara perusahaan-perusahaan itu adalah Netflix yang mengatakan manajemen senang dengan hasil yang positif tersebut.
Jonathan Friedland dari Netflix mengatakan pada CNBC bahwa para karyawan "menghargai fkleksibilitas dan berhasil menyeimbangkan waktu liburan dengan waktu pribadi dan itulah yang menjadi tujuan semua pihak."
Terdapat berbagai studi mengenai liburan dan cuti yang terbukti meningkatkan kesehatan karyawan, hubungan sosial dan produktivitas. Tak hanya bisa menekan pengeluaran kesehatan, mereka yang lebih banyak berlibur memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan teman yang menjadi jejaring pendukung bagi karyawan agar bisa bertahan dari penyakit-penyakit mematikan seperti kanker.
Riset menemukan manfaat-manfaat kesehatan yang nyata dari berlibur, yaitu tekanan darah yang lebih terkendali, tingkat hormon stres yang lebih rendah dan lingkar pinggang yang tidak 'melar', yang bagi banyak praktisi kesehatan dianggap sebagai indikator diabetes dan penyakit jantung.
Sebuah studi komprehensif oleh Ernst & Young menunjukkan liburan yang lebih panjang akan memperbaiki kinerja karyawan.
Sayangnya, banyak perusahaan di AS yang justru ketakutan jika harus meliburkan karyawannya sementara sejak krisis menerjang.
Perusahaan-perusahaan yang telah mencoba kebijakan libur tanpa batas ini mengatakan pegawai mereka menghargai fleksibilitas perusahaan di saat sakit, liburan atau saat-saat pribadi. Selain itu, perusahaan bis amenghemat pekerjaan administrasi untuk mencatat dan mengalokasikan libur dan cuti, Di beberapa negara bagian, liburan yang tidak diambil bisa diganti dengan uang tunai saat pegawai mengundurkan diri tetapi waktu libur yang lebih panjang membuat langkah pengeluaran ini tidak lagi ditempuh.
Di samping itu, libur atau cuti sakit tidak perlu lagi dimasukkan dalam buku panduan perusahaan, sehngga laporan rugi laba perusahaan bisa segera membaik, kata Bruce Elliott manajer kompensasi dan fasilitas karyawan bagi SHRM, kepada CNBC.
Sejumlah kecil pekerja memanfaatkan kebijakan itu, kata Elliott. Mayoritas pegawai cemas terlalu banyak berlibur mencederai reputasi mereka sebagai pekerja profesional. 
Sumber : Ciputra

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar